Pura Taman Ayun
Pura Taman Ayun terletak di Desa Mengwi, Kabupaten Badung. Jaraknya kurang lebih 18km kea rah Barat Laut Kota Denpasar. Pura ini termasuk salah satu pura yang terindah di Bali. Pura ini memiliki struktur bangunan khas Bali, yaitu berbentuk meru atau atap yang bertingkat-tingkat, juga dikelilingi oleh telaga (kolam). Kolam disini memiliki lebar hampir 10 meter. Harga tiket untuk memasuki Taman Ayun ini adalah Rp. 3000/pax.
Kompleks Pura dibagi menjadi 3 halaman yang berbeda. Yang satu lebih tinggi dari yang lainnya yang melambangkan 3 alam yaitu; alam bawah (Bhur), alam tengah (Bvah), dan alam atas (Svah). Masing-masing halaman dihubungkan oleh pintu gerbang. Halaman ketiga merupakan halaman yang dianggap paling suci, karena aktifitas persembahyangan dilaksanakan disana dan di halaman ini pula beberapa meru dan bangunan suci lainnya berada disana.
Setiap 210 hari tepatnya setiap Selasa Kliwon Medangsia, seluruh masyarakat Mengwi merayakan piodalan selama beberapa hari memuja Tuhan dengan segala manifestasiNya. Halaman pertama disebut dengan Jaba yang bisa dicapai hanya dengan melewati satu-satunya jembatan kolam dan pintu gerbang. Begitu masuk disana ada tugu kecil untuk menjaga pintu masuk dan disebelah kanannya terdapat bangunan luas (wantilan) dimana sering diadakan sabungan ayam saat upacara. Di halaman ini, juga terdapat tugu air mancur yang mengalah ke 9 arah mata angin. Sambil menuju ke halaman berikutnya, di sebelah kanan jalan terdapat sebuah komplek pura kecil dengan nama Pura Luhuring Purnama. Halaman ke dua, posisinya lebih tingi dari halaman pertama untuk masuk ke halaman ini, pengunjung harus melewati pintu gerbang kedua. Begitu masuk, pandangan akan tertuju pada sebuah bangunan aling-aling Bale Pengubengan yang dihiasi dengan relief menggambarkan Dewata Nawa Sanga. Di sebelah timur halaman ini ada satu pura kecil disebut Pura Dalem Bekak, sedangkan di pojok sebelah barat terdapat sebuah Balai Kulkul menjulang tinggi. Halaman ketiga adalah yang tertinggi dan yang paling suci. Pintu gelung yang paling tengah akan dibuka disaat ada upacara, tempat keluar masuknya arca dan peralatan upacara lainnya. Sedangkan gerbang yang di kiri kanannya adalah untuk keluar masuk kegiatan sehari-hari di pura tersebut.
SEJARAH PURA TAMAN AYUN
Berdasarkan bahasa Mengwi, pura yang sekarang biasa kita sebut Pura Taman Ayun ini, dahulunya ketika baru selesai disucikan pada tahun 1634M dinamakan Pura taman Ahyun. Taman Ahyun berasal dari kata Taman yang berarti kebun, dan kata Ahyun dari kata Hyun yang berarti keinginan Pura ini didirikan pada sebuah taman yang dikelilingi oleh kolam yang dapat memenuhi keinginan. Kata Hyun itulah yang berubah menjadi Ayun. Namun pengertian Ayun ini sedikit berbeda dari kata Hyun tersebut. Kata Ayun ini berarti indah, cantik. Jadi Taman Ayun berarti sebuah taman atau kebun yang indah dan cantik.
Pura Taman Ayun ini dibangun pada abad ke-17 tepatnya tahun 1634 oleh raja pertama Kerajaan Mengwi, Tjokorda Sakti Blambangan. Beliau merupakan dibantu oleh arsitek yang berasal dari Cina. Halaman pura ditata sedemikian indah dan dikelilingi oleh telaga. Yang kemudian dipugar pada tahun 1937 yang dihiasi oleh meru-meru yang menjulang tinggi dan megah diperuntukan baik bagi leluhur kerajaan maupun bagi para dewa yang berstana di pura-pura lain di Bali. Pura Taman Ayun adalah Pura Keluarga bagi Kerajaan Mengwi. Awalnya, pura ini didirikan karena pura-pura yang saat itu tersedia jaraknya terlalu jauh untuk dijangkau oleh masyarakat Mengwi. Maka dari itu, Sang Raja mendirikan sebuah tempat pemujaan dengan beberapa bangunan sebagai penyawangan (simbol) daripada 9 pura utama yang ada di Bali, seperti Pura Besakih, Pura Ulundanu, Pura Batur, Pura Uluwatu, Pura Batukaru, dan pura utama lainnya yang ada di Bali. Dengan lokasi yang ada di satu areal, Beliau berharap rakyat kerajaan tidak usah jauh-jauh jika ingin melakukan persembahyangan.
FUNGSI PURA TAMAN AYUN
Pura Taman Ayun dibangun dengan tiga fungsi, yaitu :
1. sebagai Pura penyawangan (Pengawatan) sehingga masyarakat Mengwi yang ingin sembahyang ke pura-pura besar seperti Pura Besakih, Pura Uluwatu, Pura Batur, Pura Batukaru, Ulundanu, dan lainnya, cukup datang ke Pura Taman Ayun ini.
2. sebagai pemersatu dari masyarakat dengan beberapa garis keturunan yang sama-sama beribadah di tempat ini.
3. pura ini memiliki fungsi ekonomi, karena kolam yang mengelilingi juga dipakai sebagai air inrigasi untuk mengairi sawah-sawah disekitar pura.
Taman Ayun ini juga dipakai sebagai tempat berkumpulnya para anggota kerajaan. Keberadaan pura ini, oleh masyarakat dan pemerintah setempat dianjurkan ke The World Heritage Center atau UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) untuk dijadikan salah satu world heritage (warisan dunia).
Para pengunjung bisa menikmati areal sekeliling pura dari ketinggian dengan menaiki bale kulkul yang berada di sebelah kiri pintu gerbang. Bagi yang gemar berfoto-foto, kori agung (gapura utama) yang berdiri megah adalah objek yang sangat cocok untuk dijadikan latar. Sedangkan bagi yang gemar berbelanja, di seberang pura terdapat beberapa pedagang yang mnjual makanan-makanan ataupun cendramata. Biasanya setiap malam minggu dan minggu siang, pura ini sering dipakai oleh orang untuk berpacaran
Sumber:http://semetonpintu-spint.blogspot.com/2009/11/pura-taman-ayun.html
Pura Taman Ayun terletak di Desa Mengwi, Kabupaten Badung. Jaraknya kurang lebih 18km kea rah Barat Laut Kota Denpasar. Pura ini termasuk salah satu pura yang terindah di Bali. Pura ini memiliki struktur bangunan khas Bali, yaitu berbentuk meru atau atap yang bertingkat-tingkat, juga dikelilingi oleh telaga (kolam). Kolam disini memiliki lebar hampir 10 meter. Harga tiket untuk memasuki Taman Ayun ini adalah Rp. 3000/pax.
Kompleks Pura dibagi menjadi 3 halaman yang berbeda. Yang satu lebih tinggi dari yang lainnya yang melambangkan 3 alam yaitu; alam bawah (Bhur), alam tengah (Bvah), dan alam atas (Svah). Masing-masing halaman dihubungkan oleh pintu gerbang. Halaman ketiga merupakan halaman yang dianggap paling suci, karena aktifitas persembahyangan dilaksanakan disana dan di halaman ini pula beberapa meru dan bangunan suci lainnya berada disana.
Setiap 210 hari tepatnya setiap Selasa Kliwon Medangsia, seluruh masyarakat Mengwi merayakan piodalan selama beberapa hari memuja Tuhan dengan segala manifestasiNya. Halaman pertama disebut dengan Jaba yang bisa dicapai hanya dengan melewati satu-satunya jembatan kolam dan pintu gerbang. Begitu masuk disana ada tugu kecil untuk menjaga pintu masuk dan disebelah kanannya terdapat bangunan luas (wantilan) dimana sering diadakan sabungan ayam saat upacara. Di halaman ini, juga terdapat tugu air mancur yang mengalah ke 9 arah mata angin. Sambil menuju ke halaman berikutnya, di sebelah kanan jalan terdapat sebuah komplek pura kecil dengan nama Pura Luhuring Purnama. Halaman ke dua, posisinya lebih tingi dari halaman pertama untuk masuk ke halaman ini, pengunjung harus melewati pintu gerbang kedua. Begitu masuk, pandangan akan tertuju pada sebuah bangunan aling-aling Bale Pengubengan yang dihiasi dengan relief menggambarkan Dewata Nawa Sanga. Di sebelah timur halaman ini ada satu pura kecil disebut Pura Dalem Bekak, sedangkan di pojok sebelah barat terdapat sebuah Balai Kulkul menjulang tinggi. Halaman ketiga adalah yang tertinggi dan yang paling suci. Pintu gelung yang paling tengah akan dibuka disaat ada upacara, tempat keluar masuknya arca dan peralatan upacara lainnya. Sedangkan gerbang yang di kiri kanannya adalah untuk keluar masuk kegiatan sehari-hari di pura tersebut.
SEJARAH PURA TAMAN AYUN
Berdasarkan bahasa Mengwi, pura yang sekarang biasa kita sebut Pura Taman Ayun ini, dahulunya ketika baru selesai disucikan pada tahun 1634M dinamakan Pura taman Ahyun. Taman Ahyun berasal dari kata Taman yang berarti kebun, dan kata Ahyun dari kata Hyun yang berarti keinginan Pura ini didirikan pada sebuah taman yang dikelilingi oleh kolam yang dapat memenuhi keinginan. Kata Hyun itulah yang berubah menjadi Ayun. Namun pengertian Ayun ini sedikit berbeda dari kata Hyun tersebut. Kata Ayun ini berarti indah, cantik. Jadi Taman Ayun berarti sebuah taman atau kebun yang indah dan cantik.
Pura Taman Ayun ini dibangun pada abad ke-17 tepatnya tahun 1634 oleh raja pertama Kerajaan Mengwi, Tjokorda Sakti Blambangan. Beliau merupakan dibantu oleh arsitek yang berasal dari Cina. Halaman pura ditata sedemikian indah dan dikelilingi oleh telaga. Yang kemudian dipugar pada tahun 1937 yang dihiasi oleh meru-meru yang menjulang tinggi dan megah diperuntukan baik bagi leluhur kerajaan maupun bagi para dewa yang berstana di pura-pura lain di Bali. Pura Taman Ayun adalah Pura Keluarga bagi Kerajaan Mengwi. Awalnya, pura ini didirikan karena pura-pura yang saat itu tersedia jaraknya terlalu jauh untuk dijangkau oleh masyarakat Mengwi. Maka dari itu, Sang Raja mendirikan sebuah tempat pemujaan dengan beberapa bangunan sebagai penyawangan (simbol) daripada 9 pura utama yang ada di Bali, seperti Pura Besakih, Pura Ulundanu, Pura Batur, Pura Uluwatu, Pura Batukaru, dan pura utama lainnya yang ada di Bali. Dengan lokasi yang ada di satu areal, Beliau berharap rakyat kerajaan tidak usah jauh-jauh jika ingin melakukan persembahyangan.
FUNGSI PURA TAMAN AYUN
Pura Taman Ayun dibangun dengan tiga fungsi, yaitu :
1. sebagai Pura penyawangan (Pengawatan) sehingga masyarakat Mengwi yang ingin sembahyang ke pura-pura besar seperti Pura Besakih, Pura Uluwatu, Pura Batur, Pura Batukaru, Ulundanu, dan lainnya, cukup datang ke Pura Taman Ayun ini.
2. sebagai pemersatu dari masyarakat dengan beberapa garis keturunan yang sama-sama beribadah di tempat ini.
3. pura ini memiliki fungsi ekonomi, karena kolam yang mengelilingi juga dipakai sebagai air inrigasi untuk mengairi sawah-sawah disekitar pura.
Taman Ayun ini juga dipakai sebagai tempat berkumpulnya para anggota kerajaan. Keberadaan pura ini, oleh masyarakat dan pemerintah setempat dianjurkan ke The World Heritage Center atau UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) untuk dijadikan salah satu world heritage (warisan dunia).
Para pengunjung bisa menikmati areal sekeliling pura dari ketinggian dengan menaiki bale kulkul yang berada di sebelah kiri pintu gerbang. Bagi yang gemar berfoto-foto, kori agung (gapura utama) yang berdiri megah adalah objek yang sangat cocok untuk dijadikan latar. Sedangkan bagi yang gemar berbelanja, di seberang pura terdapat beberapa pedagang yang mnjual makanan-makanan ataupun cendramata. Biasanya setiap malam minggu dan minggu siang, pura ini sering dipakai oleh orang untuk berpacaran
Sumber:http://semetonpintu-spint.blogspot.com/2009/11/pura-taman-ayun.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar