Kamis, 14 Agustus 2014

Mengenal Yoga

Dari kecil hingga dewasa hanya mendengar namanya saja yaitu “Yoga”
Tidak pernah berusaha mencari tahu apa sebenarnya yoga itu, bagaimana pelaksanaannya. Yang ada pada pikiran hanya itu adalah sesuatu yang sangat sulit.
Sekarang setelah berusia 53 Tahun baru menyadari dan timbul rasa ingin tahu serta terbersit rasa supaya kenal ha….ha  ada rekan bloger punya pengalaman seperti saya?
Belajar yukz………..

Apa itu Yoga?
Yoga adalah Suatu seni untuk meningkatkan kesadaran diri, baik pikiran, ucapan dan perbuatan.Dengan berlatih yoga secara rutin dan benar maka kesadaran, kebijaksanaan, ketenangan, ketentraman dan kedamian setiap praktisinya akan bangkit.
Penyatuan yang di Maksud adalah penyatuan Sang Diri, yaitu Roh/ Atman yang ada pada diri kita dengan Sang Pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga mampu tercipta kedamaian di Jagat Raya ini. Yoga adalah praktik kehidupan, yang merupakan penerapan dari ajaran-ajaran Weda , dalam kehidupan setiap mahluk hidup dilandasi oleh kesadaran keTuhanan dalam hidupnya yang mengandung ajaran penuntun kehidupan sampai evolusi sang Roh.
Yoga berasal dari kata sangsekerta, Yuj yang artinya menghubungkan, arti lebih luas sebagai pemersatu spirit individu (jiwatman) dengan spirit Universal (Paraatman). ini merupakan suatu kontak pembebasan diri agar selalu dalam keadaan bebas dari penderitaan sebagai penyebab dari suatu kesedihan.

ASHTANGA YOGA
( DELAPAN TANGGA YOGA )
Ashtanga yoga atau Delapan tangga yoga,yang di rumuskan oleh seorang yogi terkenal bernama Patanjali di dalam kitabyoga sutra, merupakan warisan berharga bagi para praktisi yoga masa kini. Pada awal masa pembentukanya, yoga masih merupakan suatu pengetahuan yang lebih sistematis. Dalam kitab yang di tulis dalam bahasa sansekerta pada kira-kira abad ke-2 SM ini,terdapat panduan mengenai tahap-tahap pemurnian tubuh dan pikiran agar dapat masuk lebih jauh ke dalam kesadaran yang lebih tinggi menuju realisasi diri atau Samadhi,Setiap tahap merupakan bagian mandiri yang dapat dilakukan secara terpisah,atau dapat pula dilakukan simultan dan bertahap.
Tahap-tahap awal bernama yama dan niyama. Yama merupakan kode etik moral dan Niyama merupakan panduan disiplin diri bagi setiap siswa yoga. Diibaratkan sebuah gedung yang membutuhkan fondasi yang kukuh,begitu pula di butuhkan moral dan disiplin yang kuat untuk mempelajari yoga.
Tanggga Pertama
1. Yama,atau pengendalian diri, terdiri dari 5 aspek, di namakan panca yama,yaitu :
1. Ahimsa : anti kekerasan,menghindari setiap bentuk tindak kekerasan,baik terhadap sesame manusia,binatang maupun lingkungan sekitar.
2. Satya : Kebenaran yang sejati,mengikuti nurani dan menguatkan mental untuk selalu berkata,berpikir,dan berlaku secara benar.
3. Asteya : tidak mencuri,tidak menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain.
4. Brahmacharya : Menjaga kesucian ,hidup secara seimbang dalam segala hal dan menjaga kemurnian tubuh ,pikiran dan emosi.
5. Aparigraha : nonposesif,menjauhkan diri dari membangga-banggakan diri dan harta,tetap hidup dengan sederhana dan tidak berlebihan.


Tangga Kedua

2. Nimaya, atau displin diri, terdiri dari 5 aspek yang dinamakan panca niyama, yakni:
1. Svadhyaya:
Menuntut ilmu. Selalu haus akan ilmu dan memilki hasrat untuk terus memperdalam ilmu.
2. Tapa : ketekunan dan usaha keras.
3. Santosha : penuh kedamaian. Menjaga rasa damai dan rasa puas dalam diri.
4. Saucha : kemurnian. Meningkatkan kesucian tubuh dan pikiran.
5. Ishvara Panindhana : menghormati Tuhan dan ajaran agama yang ada.


Tangga Ketiga 
3. Asana, atau postur yoga, merupakan gerakan yang lembut dan sistematis. Asana bermanfaat untuk meningkatkan kelenturan serta kekuatan otot dan sendi tubuh, memijat susunan saraf pusat di punggung, melancarkan aliran darah, menyeimbangkan produksi hormone, serta membuang racun dari dalam tubuh.


Tangga Keempat
4. Pranayama, atau tekniik pernapasan, meningkatkan asupan oksigen serta prana ke dalam tubuh, menggiatkan fungsi kerja sel tubuh, serta meningkatkan konsentrasi dan ketenangan pikiran.


Tangga Kelima
5. Pratyahana, menguasai rasa, yaitu menarik perhatian dari semua rangsangan yang terdapat di luar dan dapat mengganggu konsentrasi, dan mengarahkannya ke daLam diri. Pratyahara bertujuan mendiamkan pikiran dan merupakan pelatihan yang sangat baik untuk meningkatkan kesadaran (mindfulness)


Tangga Keenam
6. Dhara, konsentrasi, adalah tahap awal menuku Dhayana atau meditasi. Dharana merupakan kelanjutan Pratyahara karena pikiran menjadi lebih tajam.


Tanggan Ketujuh
7. Dhyana, meditasi, adalah perjalanan untuk lebih jauh masuk dalam pikiran dan diri (the self) dan mulai meniadakan eksistensi tubuh.


Tangga Kedelapan
8. Samadhi, kesadaran tertinggi atau pencerahan. Dalam tahap dhyana (meditasi) terkadang masih terasa dualisme antara kesadaran tubuh. Samadhi merupakan titik kulminasi union atau peleburan antara atma (diri) dan Sang Brahnan ( Sang Pencipta).

3 Tubuh dan 5 Lapisan Kesadaran

Kita perlu tubuh untuk menjalani hidup. Dengan adanya tubuh, kita menjadi “ada” dan tanpa tubuh, kita bukanlah “siapa-siapa”. Tubuh merupakan “kuil” tempat bersemayamya jiwa dan, karena itu, harus di jaga dan dipelihara sebaik mungkin. Walaupun demikian, tubuh fisik memilikin keterbatasan waktu untuk eksistensinya,Karena pada saat nanti,tubuh yang di besarkan oleh makanan ini akan kembali ke siklus makanan.
Dalam system yoga, selain tubuh fisik terdapat 2 jenis tubuh lain-yakni tubuh astral dan tubuh kausal-yang bersifat kekal dan berada dalam dimensi yang berbeda dengan tubuh fisik, keduanya akan meninggalkan tubuh fisik pada saat kematian. Praktik Hatha yoga mengajarkan penyatuan body, mind,ang soul melalui tehnik-tehnik penguasaan tubuh, merupakan pintu gerbang awal untuk memasuki kesadaran akan mental dan spiritual. Intinya, dengan melakukan praktik Hatha yoga, kita akan meningkatkan kesadaran akan tubuh, yang akan membawa ke kesadaran pikiran, kemudian kana membawa pada kesadaraan atman/jiwa, dan mengembalikan diri pada fitrahnya.


1.Tubuh fisik ( Stula sarira ) Merupakan tubuk”Kasar”yang di bentuk oleh 5 undur:bumi(prithivi),air (apas),api (agni), udara (Vayu) dan ether/angkasa (akasha). Siklus eksistensi tubuh fisik ialah saat mengalamai kelahiran, pertumbuhan, perubahan, pengeroposan dan kematian.

2. Tubuh astral (Suksma sarira) merupakan tubuh ”halus” yang mampu merasakan rasa senang dan rasa sakit, terdiri dari 19 unsur
a. 5 organ aksi (kara indriya):mulut, tangan, kaki, genital dan anus.

b. 5 Organ ilmu Pengetahuan (jnana indriya):Pancaindra,yakni mata (penglihatan ), Telinga (pendengaran ), Hidung (Penciuman), lidah(Rasa) dan kulit (Sentuhan ).

c. 5 Prana / Energi.
 Prana adalah energi kehidupan yang melingkupi semua materi di alam semesta ini, termasuk di dalam udara/napas yang kita hirup saat bernapas; 
1.. Prana vayu: kekuatan dasar yang menggerakan segala sesuatu dan mengaktifkan fungsi-funsi fall penting seperti bernapas, makan minum, dan menerima input sensorial (indriawi).


2.. Apana vayu: Kekuatan yang mengatur proses pengeluaran : urine, tinja, ejakulasi, menstruasi, dan proses melahirkan : kekuatan yang menghasilkan rasa penerimaan dan pasrah.


3. Samana vayu: kekuatan yang mengatur pencernaan makanari, emosi, dan pengalaman sensorial: merupakan kekuatan yang mengubah prana menjadi energi.


4. Udana vayu: kekuatan yang mengatur pertumbuhan tubuh dan kemampuan untuk berdiri, berjalan, dan berbicara: merupakan kekuatan yang memberikan antusiasme dalam hidup.


5. Vyana vayu: kekuatan yang mengatur sirkulasi oksigen dan makanan dalam tubuh fisik, serta mengatur sirkulasi pikiran dan emosi dalam astral merupakan kekuatan yang mendukung fungsi kerja prana lainnya.


• 4 unsur “instrument dalam”: pikiran (manas), intelek (buddhi), pikiran bawah sadar (chitta), dan ego (ahamkara-Pembenaran diri).
3 Tubuh kausal (karana sharira) merupakan tubuh “benih” atau blueprint tubuh kasar dan halus. Didalam tubuh ini terdapat samskara dan karma yang akan memengaruhi perilaku dan jalan hidup manusia.

Selain ketiga jenis tubuh ini,terdapat juga 5 lapisan kesadaran yang termanifestasikan dalam ketiga jenis tubuh tersebut.Kelima lapisan kesadaran adalah:
1. Annamaya kosha (lapisan makanan), terdapat dalam tubuh fisik dan terbentuk dari unsur dunia fisik- yakni makanan. Oleh karena itu, lapisan tubuh ini akan kembali ke siklus makanan (food cycle) setelah mati
2. Pranamaya kosha (lapisan vital/energi),terdapat dalam tubuh astral dan bekerja dengan bantuan 5 prana dan 5 organ aksi. Fungsinya adalah merasakan lapare,haus,panas, dan dinggin.


3. Manomaya kosha (lapisan mental), terdapat dalam tubuh astral dan bekerja dengan bantuan 5 organ pengetahuan dan beberapa unsur dalam, yakni pikiran / manas dan pikiran bawah sadar/chitta. Fungsinya ialah berpikir menyangsikan,marah,nafsu,gembira,depresi dan delusi
4. Vijnamaya kosha (lapisan intelek) terdapat dalam tubuh astral dan bekerja dengan bantuan 5 orang ilmu pengetahuan yang bekerja sama dengan intelek (Buddhi) yang mampu menganalisis dan membedakan berbagai hal dan ego (ahamkara) yang bertujuan untuk pembenaran diri,Fungsinya ialah membedakan dan membuat kepurusan.
5. Anandamaya kosha (Lapisan Kebahagiaan) terdapat dalam tubuh kausal, fungsinya merasakan ketenangan, ketentraman, kedamaian, dan kebahagiaan.

5 Lapisan Kesadaran 
Diri manusia yang “sesungguhnya” Bukanlah salah satu bagian dari “tubuh” atau “ lapisan kesadaraan “ yang telah di sebutkan,Untuk membebaskan diri dan mencapai pencerahan,seorang haruslah berhenti nmengidentifikasi dirinya dengan salah satu lapisan atau tubuh ini dan mengidentifikasi dengan sesuatu yang melebihi semua lapisan Tubuh,yakni atman/jiwa.Praktik yoga akan meningkatkan kesadaran manusia untuk menyadari keberadaan jiwa,dan untuk mencapainya,kelima lapisan tubuh ini harus di murnikan terlebih dahulu dengan cara:
1. Annamaya Kosha (Lapisan Fisik) melalui asanas dan pola makan yang benar
2. Pranamaya Kosha (Lapisan energi) melalui pranayama (Olah Napas)
3. Manomaya kosha (Lapisan Mental) melalui praktik yama,niyama dan pelayanan terhadap sesame.
4. Vijnamaya Kosha (Lapisan intelek) melalui praktik meditasi dan studi spriritual.
5. Anandamaya Kosha (Lapisan Kebahagiaan) melalui samadi.

Kamis, 07 Agustus 2014

Catur Warna

Kata Catur Warna berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata ''Catur" berarti empat dan kata "warna" yang berasal dari urat kata Wr (baca: wri) artinya memilih. Catur Warna berarti empat pilihan hidup atau empat pembagian dalam kehidupan berdasarkan atas bakat (guna) dan ketrampilan (karma) seseorang, serta kwalitas kerja yang dimiliki sebagai akibat pendidikan, pengembangan bakat yang tumbuh dari dalam dirinya dan ditopang oleh ketangguhan mentalnya dalam menghadapi suatu pekerjaan. Empat golongan yang kemudian terkenal dengan istilah Catur Warna itu ialah: Brahmana, Ksatrya, Wesya, dan Sudra


Warna Brahman:

Disimbulkan dengan warna putih, adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdian dalam swadharmanya di bidang kerohanian keagamaan.

Kesatrya

Disimbulkan dengan warna merah adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdian dalam swadharmanya di bidang kepemimpinan, keperwiraan dan pertahanan keamanan negara.

Warna Wesya:

Disimbulkan dengan warna merah adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdian dalam swadharmanya di bidang kepemimpinan, keperwiraan dan pertahanan keamanan negara.

Warna Sudra:

Disimbulkan dengan warna hitam adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdiannya di bidang ketenagakerjaan. 



Akan tetapi dalam perjalanan kehidupan di masyarakat dari masa ke masa pelaksanaan sistem Catur Warna cenderung membaur mengarah kepada sistem yang tertutup yang disebut Catur Wangsa atau Turunan darah. Pada hal Catur Warna menunjukkan pengertian golongan fungsional, sedangkan Catur Wangsa menunjukkan Turunan darah.

Catur Asrama



CATUR ASRAMA

Menurut agama Hindu pembagian tingkat kehidupan manusia sesuai dengan sistem Catur Asrama, ialah sebagai berikut:

1. Brahmacari Asrama Adalah tingkat masa menuntut ilmu/masa mencari ilmu. Masa Brahmacari diawali dengan upacara Upanayana dan diakhiri dengan pengakuan dan pemberian Samawartana (Ijazah).

2. Grhasta Asrama Adalah tingkat kehidupan berumahtangga. Masa Grehasta Asrama ini adalah merupakan tingkatan kedua setelah Brahmacari Asrama. Dalam memasuki masa Grehasta diawali dengan suatu upacara yang disebut Wiwaha Samskara (Perkawinan) yang bermakna sebagai pengesahan secara agama dalam rangka kehidupan berumahtangga (melanjutkan keturunan, melaksanakan yadnya dan kehidupan sosial lainnya).

3. Wanaprastha Asrama Merupakan tingkat kehidupan ketiga. Dimana berkewajiban untuk menjauhkan diri dari nafsu keduniawian. Pada masa ini hidupnya diabdikan kepada pengamalan ajaran Dharma. Dalam masa ini kewajiban kepada keluarga sudah berkurang, melainkan ia mencari dan mendalami arti hidup yang sebenarnya, aspirasi untuk memperoleh kelepasan/moksa dipraktekkannya dalam kehidupan sehari- hari.

4. Sanyasin Asrama (bhiksuka) Merupakan tingkat terakhir dari catur asrama, di mana pengaruh dunia sama sekali lepas. Mengabdikan diri pada nilai-nilai dari keutamaan Dharma dan hakekat hidup yang benar. Pada tingkatan ini, ini banyak dilakukan kunjungan (Dharma yatra, Tirtha yatra) ke tempat suci, di mana seluruh sisa hidupnya hanya diserahkan kepada Sang Pencipta untuk mencapai Moksa