Selasa, 28 Januari 2014

Susila


1. SUSILA
Kata Susila terdiri dari dua suku kata: "Su" dan "Sila". "Su" berarti baik, indah, harmonis. "Sila" berarti perilaku,. Jadi Susila adalah tingkah laku manusia yang baik

2. TRI KAYA PARISUDHA
Tri Kaya Parisudha adalah tiga jenis perbuatan yang merupakan dasar ajaran Etika Agama Hindu yangdipergunakan sebagai pedoman oleh setiap orang untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian hidupnya, meliputi:

Manacika artinya berpikir yang baik (Satya Hredaya= Setia dan jujur terhadap pikiran)
Wacika artinya berbicara yang baik (Satya Wacana= Setia dan Jujur terhadap perkataan)
Kayika artinya berbuat yang baik (Satya Laksana= Setia dan jujur terhadap perbuatan)

Baiklah Gek lan Gus pembaca yang baik disini Ibu Sukeni akan tambahkan lagi perbuatan dalam bentuk Satia yang wajib diketahui yaitu: Satya Mitra(setia dan jujur terhadap teman) dan Satya Semaya( setia dan jujur terhadap janji)

Sehingga Satya tersebut menjadi lima yang dikenal dengan sebutan Panca Satya

1) Satya Hredaya
2) Satya Wacana
3) Satya Laksana
4) Satya Mitra
5) Satya Semaya


3.  PANCA YAMA DAN PANCA NYAMA BRATA


5 Kebaikan yang harus dilakukan dan 5 keburukan yang harus dipantang.


PANCA YAMA BRATA

Panca Yama Brata adalah lima jenis pengekangan diri berdasarkan atas upaya menjauhi larangan agama sebagai norma kehidupan sebagai berikut: 
1
Ahimsa
Kasih kepada makhluk lain, tidak membunuh atau menganiaya
2
Brahmacari
Berguru dengan sungguh- sungguh, tidak melakukan hubungan kelamin (sanggama) selama menuntut ilmu.
3
Satya
Setia, pantang ingkar kepada janji
4
Awyawaharika
Cinta kedamaian, tidak suka bertengkar dan mengumbar bicara yang tidak bermanfaat
5
Astenya
Jujur, pantang melakukan pencurian

PANCA NIYAMA BRATA

Panca Niyama Brata adalah lima jenis pengekangan diri berdasarkan atau tunduk (mengikuti) peraturan Dharma yang telah ditentukan, sebagai berikut: 
1
Akrodha
Tidak dikuasai oleh nafsu kemarahan.
2
Guru Susrusa
Hormat dan taat kepada guru serta patuh pada ajaran- ajarannya.
3
Sauca
Senantiasa menyucikan diri lahir batin.
4
Aharalagawa
Pengaturan makan (makanan bergizi) dan tidak hidup berfoya- foya/ boros.
5
Apramada
Tidak menyombongkan diri dan takabur.



4. TRI MALA

3 sifat buruk yang dapat meracuni budi manusia yang harus diwaspadai dan diredam sampai sekecil- kecilnya.

Trimala merupakan tiga jenis kekotoran dan kebatilan jiwa manusia akibat pengaruh negatif dan nafsu yang sering tidak dapat terkendalikan dan sangat bertentangan dengan etika kesusilaan. Trimala patut diwaspadai dan diredam, karena ia akan menghancurkan hidup, meliputi:
1
Mithya hrdya
berperasaan dan berpikiran buruk
2
Mithya wacana
berkata sombong, angkuh, tidak menepati janji
3
Mithya laksana
berbuat yang curang / culas / licik (merugikan orang lain)


5. SAD RIPU
    Sad Ripu adalah enam musuh di dalam diri manusia yang selalu menggoda


Apabila Trimala telah menguasai seluruh hidup manusia timbullah kegelapan (Awidya) mengakibatkan ia tidak mampu lagi melakukan pertimbangan budi, kegelapan yang mempengaruhi pandangan hidupnya. 

Sad Ripu adalah enam musuh di dalam diri manusia yang selalu menggoda, yang mengakibatkan ketidakstabilan emosi.

Apabila tidak mampu menguasainya akan membawa bencana dan kehancuran total kehidupan manusia. Karena itu Sad Ripu patut dikendalikan dengan budi susila. Sad Ripu terdiri dari:
1.
Kama
hawa nafsu yang tidak terkendalikan
2.
Lobha
kelobaan (ketamakan), ingin selalu mendapatkan yang lebih.
3.
Krodha
kemarahan yang melampaui batas (tidak terkendalikan).
4.
Mada
kemabukan yang membawa kegelapan pikiran.
5.
Moha
kebingungan/ kurang mampu berkonsentrasi sehingga akibatnya individu tidak dapat menyelesaikan tugas dengan sempurna.
6.
Matsarya
iri hati/ dengki yang menyebabkan permusuhan.

6. CATUR PURUSA ARTHA

4 (empat) tujuan hidup manusia sebagai berikut:

Agama Hindu memberikan tempat yang utama terhadap ajaran tentang dasar dan tujuan hidup manusia. Dalam ajaran Agama Hindu ada suatu sloka yang berbunyi: "Moksartham Jagadhita ya ca iti dharmah", yang berarti bahwa tujuan beragama adalah untuk mencapai kesejahteraan jasmani dan ketentraman batin (kedamaian abadi).
Ajaran tersebut selanjutnya dijabarkan dalam konsepsi Catur Purusa Artha atau Catur Warga yang berarti empat dasar dan tujuan hidup manusia, yang terdiri dari:
Dharma
Dharma itulah yang mengatur dan menjamin kebenaran hidup manusia. Keutamaan dharma sesungguhnya merupakan sumber datangnya kebahagiaan, memberikan keteguhan budi, dan menjadi dasar dan jiwa dari segala usaha tingkah laku manusia.
Artha
kekayaan dalam bentuk materi/ benda- benda duniawi yang merupakan penunjang hidup manusia. Pengadaan dan pemilikan harta benda sangat PENTING  adanya, tetapi yang perlu diingat agar kita jangan sampai diperbudak oleh  keserakahan yang berakibat mengaburkan wiweka SEHINGGA tidak mampu membedakan salah ataupun benar.
Artha merupakan unsur sosial ekonomi bersifat tidak kekal berfungsi selaku penunjang hidup dan bukan tujuan hidup. Artha perlu diamalkan (dana punia) bagi kepentingan kemanusiaan (fakir miskin, cacat, yatim piatu, dan lain- lain)
Kama
Adalah keinginan untuk memperoleh kenikmatan (wisaya). Kama berfungsi sebagai penunjang hidup yang bersifat tidak kekal. Manusia dalam hidup memiliki kecenderungan untuk memuaskan nafsu, tetapi sebagai makhluk berbudi ia mampu menilai perilaku mana yang baik dan benar untuk diterapkan. Dengan ungkapan lain bahwa perilaku yang baik dimaksudkan adalah selarasnya kebutuhan manusia dengan norma kebenaran yang berlaku.
Moksa
Adalah kelepasan, kebebasan atau kemerdekaan (kadyatmikan atau Nirwana) manunggalnya hidup dengan Pencipta (Sang Hyang Widhi Wasa) sebagai tujuan utama, tertinggi, dan terakhir, bebasnya Atman dan pengaruh maya serta ikatan subha asubha karma (suka tan pawali duka).



1. Tri Kaya Parisudha
Tri kaya Parisudha artinya tiga gerak perilaku manusia yang harus disucikan, yaitu berfikir yang bersih dan suci (manacika),
berkata yang benar (Wacika) dan
berbuat yang jujur (Kayika).
Jadi dari pikiran yang bersih akan timbul perkataan yang baik dan perbuatan yang jujur.
Dari Tri Kaya Parisudha ini timbul adanya sepuluh pengendalian diri yaitu 3 macam berdasarkan pikiran, 4 macam berdasarkan perkataan dan 3 macam lagi berdasarkan perbuatan.
a.    Tiga macam yang berdasarkan pikiran adalah:
1)    tidak menginginkan sesuatu yang tidak halal,
2)    tidak berpikiran buruk terhadap mahkluk lain dan
3)    tidak mengingkari adanya hukum karmaphala.
b.    Sedangkan empat macam yang berdasarkan atas perkataan adalah :
1)    tidak suka mencaci maki,
2)    tidak berkata kasar kepada makhluk lain,
3)    tidak memfitnah dan
4)    tidak ingkar pada janji atau ucapan.


c.    Selanjutnya tiga macam pengendalian yang berdasarkan atas perbuatan adalah:
1)    tidak menyiksa atau membunuh makhluk lain,
2)    tidak melakukan kecurangan terhadap harta benda dan
3)    tidak berjina.
2. Catur Paramita adalah empat bentuk budi luhur, yaitu:
1)   Maitri artinya lemah lembut, yang merupakan bagian budi luhur yang berusaha untuk kebahagiaan segala makhluk.
2)    Karuna adalah belas kasian atau kasih sayang, yang merupakan bagian dari budi luhur, yang menghendaki terhapusnya pendertiaan segala makhluk.
3)    Mudita artinya sifat dan sikap menyenangkan orang lain.
4)  Upeksa artinya sifat dan sikap suka menghargai orang lain. Catur Paramita ini adalah tuntunan susila yang membawa masunisa kearah kemuliaan.
3. Panca Yama Bratha
Panca Yama Bratha adalah lima macam pengendalian diri dalam hubungannya dengan perbuatan untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian bathin. Panca Yama Bratha ini terdiri dari lima bagian yaitu
1)    Ahimsa artinya tidak menyiksa dan membunuh makhluk lain dengan sewenang-wenang,
2)    Brahmacari artinya tidak mengumbar hawa nafsu selama menuntut ilmu,
3)    Satya artinya benar, setia, jujur yang menyebabkan senangnya orang lain.
4)  Awyawahara atau Awyawaharita artinya melakukan usaha yang selalu bersumber kedamaian dan ketulusan, dan
5)    Asteya atau Astenya artinya tidak mencuri atau menggelapkan harta benda milik orang lain.
4. Panca Nyama Bratha
Panca Nyama Bratha adalah lima macam pengendalian diri dalam tingkat mental untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian bathin, adapun bagian-bagian dari Panca Nyama Bratha ini adalah:


  1. 1)   Akrodha artinya tidak marah,
  2. 2) Guru Susrusa artinya hormat, taat dan tekun melaksanakan ajaran dan  nasehat-nasehat guru
  3. 3)  Sauca artinya senantiasa menyucikan diri
  4. 4)  Aharalaghawa artinya pengaturan makan dan minum, dan
  5. 5) Apramada artinya taat tanpa ketakaburan melakukan kewajiban dan mengamalkan ajaran-ajaran suci.
5.Sad Paramita
Sad Paramita adalah enam jalan keutamaan untuk menuju keluhuran. Sad Paramita ini meliputi:
1)    Dana Paramita artinya memberi dana atau sedekah baik berupa materiil maupun spirituil;
2)    Sila Paramita artinya berfikir, berkata, berbuat yang baik, suci dan luhur;
3)    Ksanti Paramita artinya pikiran tenang, tahan terhadap penghinaan dan segala penyebab penyakit, terhadap orang dengki atau perbuatan tak benar dan kata-kata yang tidak baik;
4)    Wirya Paramita artinya pikiran, kata-kata dan perbuatan yang teguh, tetap dan tidak berobah, tidak mengeluh terhadap apa yang dihadapi. Jadi yang termasuk Wirya Paramita ini adalah keteguhan pikiran (hati), kata-kata dan perbuatan untuk membela dan melaksanakan kebenaran;
5)    Dhyana Paramita artinya niat mempersatukan pikiran untuk menelaah dan mencari jawaban atas kebenaran. Juga berarti pemusatan pikiran terutama kepada Hyang Widhi dan cita-cita luhur untuk keselamatan;
6)    Pradnya Paramita artinyaa kebijaksanaan dalam menimbang-nimbang suatu kebenaran.

9. Dasa Yama Bratha
Dasa Yama Bratha adalah sepuluh macam pengendalian diri, yaitu
1)    Anresangsya atau Arimbhawa artinya tidak mementingkan diri sendiri;
2)    Ksama artinya suka mengampuni dan dan tahan uji dalam kehidupan;
3)    Satya artinya setia kepada ucapan sehingga menyenangkan setiap orang;
4)    Ahimsa artinya tidak membunuh atau menyakiti makhluk lain;
5)    Dama artinya menasehati diri sendiri;
6)    Arjawa artinya jujur dan mempertahankan kebenaran;
7)    Priti artinya cinta kasih sayang terhadap sesama mahluk;
8)    Prasada artinya berfikir dan berhati suci dan tanpa pamerih;
9)    Madurya artinya ramah tamah, lemah lembut dan sopan santun; dan
10) Mardhawa artinya rendah hati; tidak sombong dan berfikir halus.

10. Dasa Nyama Bratha
Dasa Nyama Bratha terdiri dari:
1.  Dhana artinya suka berderma, beramal saleh tanpa pamerih;
2.  Ijya artinya pemujaan dan sujud kehadapan Hyang Widhi dan leluhur;
3. Tapa artinya melatih diri untuk daya tahan dari emosi yang buruk agar dapat
    mencapai ketenangan batin;
4.  Dhyana artinya tekun memusatkan pikiran terhadap Hyang Widhi;
5. Upasthanigraha artinya mengendalikan hawa nafsu;
6. Swadhyaya artinya tekun mempelajari ajaran-ajaran suci khususnya, juga
    pengetahuan umum;
7. Bratha artinya taat akan sumpah atau janji;
8. Upawasa artinya berpuasa atau berpantang trhadap sesuatu makanan atau minuman
    yang dilarang oleh agama;
9. Mona artinya membatasi perkataan; dan
10. Sanana artinya tekun melakukan penyician diri pada tiap-tiap hari dengan cara
      mandi dan sembahyang.

11.Dasa Dharma
Yang disebut Dasa Dharma menurut Wreti Sasana, yaitu:
1)    Sauca artinya murni rohani dan jasmani;
2)    Indriyanigraha artinya mengekang indriya atau nafsu;
3)    Hrih artinya tahu dengan rasa malu;
4)    Widya artinya bersifat bijaksana;
5)    Satya artinya jujur dan setia terhadap kebenaran;
6)    Akrodha artinya sabar atau mengekang kemarahan;
7)    Drti artinya murni dalam bathin;
8)    Ksama artinya suka mengampuni;
9)    Dama artinya kuat mengendalikan pikiran; dan
10) Asteya artinya tidak melakukan kecurangan.

12. Dasa Paramartha

Dasa Paramartha ialah sepuluh macam ajaran kerohanian yang dapat dipakai penuntun dalam tingkah laku yang baik serta untuk mencapai tujuan hidup yang tertinggi (Moksa). Dasa Paramartha ini terdiri dari:
1)    Tapa artinya pengendalian diri lahir dan bathin;
2)    Bratha artinya mengekang hawa nafsu;
3)    Samadhi artinya konsentrasi pikiran kepada Tuhan;
4)    Santa artinya selalu senang dan jujur;
5)    Sanmata artinya tetap bercita-cita dan bertujuan terhadap kebaikan;
6)    Karuna artinya kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup;
7)    Karuni artinya belas kasihan terhadap tumbuh-tumbuhan, barang dan sebagainya;
8)    Upeksa artinya dapat membedakan benar dan salah, baik dan buruk;
9)    Mudhita artinya selalu berusaha untuk dapat menyenangkan hati oranglain; dan
10)            Maitri artinya suka mencari persahabatan atas dasar saling hormat menghormati.

Açubhakarma (Perbuatan Tidak Baik)
Acubhakarma adalah segala tingkah laku yang tidak baik yang selalu menyimpang dengan Cubhakarma (perbuatan baik).
Acubhakarma (perbuatan tidak baik) ini, merupakan sumber dari kedursilaan, yaitu segala bentuk perbuatan yang selalu bertentangan dengan susila atau dharma dan selalu cenderung mengarah kepada kejahatan. Semua jenis perbuatan yang tergolong acubhakarma ini merupakan larangan-larangan yang harus dihindari di dalam hidup ini. Karena semua bentuk perbuatan acubhakarma ini menyebabkan manusia berdosa dan hidup menderita. menurut agama Hindu, bentuk-bentuk acubhakarma yang harus dihindari di dalam hidup ini adalah:

       1. Tri Mala adalah tiga bentuk prilaku manusia yang sangat kotor, yaitu

  1. 1)  Kasmala ialah perbuatan yang hina dan kotor,
  2. 2)    Mada yaitu perkataan, pembicaraan yang dusta dan kotor, dan
  3. 3) Moha adalah pikiran, perasaan yang curang dan angkuh.
  1. 2. Catur Pataka adalah empat tingkatan dosa sesuai dengan jenis karma yang menjadi sumbernya yang dilakukan oleh manusia yaitu:

1. Pataka yang terdiri dari:
·        Brunaha (menggugurkan bayi dalam kandungan);
·        Purusaghna (Menyakiti orang),
·        Kaniya Cora (mencuri perempuan pingitan),
·        Agrayajaka (bersuami isteri melewati kakak), dan
·        Ajnatasamwatsarika (bercocok tanam tanpa masanya);

2.    Upa Pataka terdiri dari :
·        Gowadha (membunuh sapi),
·        Juwatiwadha (membunuh gadis),
·        Balawadha (membunuh anak),
·        Agaradaha (membakar rumah/merampok);

3.    Maha Pataka terdiri dari
·        Brahmanawadha (membunuh orang suci/pendeta),
·        Surapana (meminum alkohol/mabuk),
·        Swarnastya (mencuri emas),
·        Kanyawighna (memperkosa gadis), dan
·        Guruwadha (membunuh guru);

4.    Ati Pataka terdiri dari:
·        Swaputribhajana (memperkosa saudara perempuan);
·        Matrabhajana (memperkosa ibu), dan
·        Lingagrahana (merusak tempat suci).

5. Sad Ripu adalah enam jenis musuh yang timbul dari sifat-sifat manusia itu sendiri, yaitu:
1)    Kama artinya sifat penuh nafsu indriya;
2)    Lobha artinya sifat loba dan serakah;
3)    Krodha artinya sifat kejam dan pemarah;
4)    Mada adalah sifat mabuk dan kegila-gilaan;
5)    Moha adalah sifat bingung dan angkuh; dan
6)    Matsarya adalah sifat dengki dan irihati.

6.Sad Atatayi adalah enam macam pembunuhan kejam, yaitu:
1)    Agnida artinya membakar milik orang lain;
2)    Wisada artinya meracun orang lain;
3)    Atharwa artinya melakukan ilmu hitam;
4)    Sastraghna artinya mengamuk (merampok);
5)    Dratikrama artinya memperkosa kehormatan orang lain;
6)    Rajapisuna adalah suka memfitnah.

7. Sapta Timira
Sapta Timira adalah tujuh macam kegelapan pikiran yaitu:
1)    Surupa artinya gelap atau mabuk karena ketampanan;
2)    Dhana artinya gelap atau mabuk karena kekayaan;
3)    Guna artinya gelap atau mabuk karena kepandaian;
4)    Kulina artinya gelap atau mabuk karena keturunan;
5)    Yowana artinya gelap atau mabuk karena keremajaan;
6)    Kasuran artinya gelap atau mabuk karena kemenangan; dan
7)    Sura artinya mabuk karena minuman keras.

8. Dasa Mala
Artinya adalah sepuluh macam sifat yang kotor. Sifat-sifat ini terdiri dari :
1)    Tandri adalah orang sakit-sakitan;
2)    Kleda adalah orang yang berputus asa;
3)    Leja adalah orang yang tamak dan lekat cinta;
4)    Kuhaka adalah orang yang pemarah, congkak dan sombong;
5)    Metraya adalah orang yang pandai berolok-olok supaya dapat mempengaruhi teman (seseorang);
6)    Megata adalah orang yang bersifat lain di mulut dan lain di hati;
7)    Ragastri adalah orang yang bermata keranjang;
8)    Kutila adalah orang penipu dan plintat-plintut;
9)    Bhaksa Bhuwana adalah orang yang suka menyiksa dan menyakiti sesama makhluk; dan
10) Kimburu adalah orang pendengki dan iri hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar