|
Sebenarnya agama Hindu
mempunyai kerangka dasar kebenaran yang sangat kokoh karena masuk akal dan
konseptual. Konsep pencarian kebenaran yang hakiki di dalam Hindu diuraikan
dalam ajaran filsafat yang disebut Tattwa. Tattwa dalam agama Hindu dapat
diserap sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui beberapa cara dan pendekatan
yang disebut Pramana. Ada 3 (tiga) cara penyerapan pokok yang disebut Tri
Pramana. Tri Pramana ini,
menyebabkan akal budi dan pengertian manusia dapat menerima kebenaran hakiki
dalam tattwa, sehingga berkembang menjadi keyakinan dan kepercayaan.
Kepercayaan dan keyakinan dalam Hindu disebut dengan sradha. Dalam Hindu,
sradha disarikan menjadi 5 (lima) esensi, disebut Panca
Sradha.
Berbekal Panca Sradha
yang diserap menggunakan Tri Pramana ini, perjalanan hidup seorang Hindu
menuju ke satu tujuan yang pasti. Ke arah kesempurnaan lahir dan batin yaitu
Jagadhita dan Moksa. Ada 4 (empat) jalan yang bisa ditempuh, jalan itu
disebut Catur
Marga.
|
TRI PRAMANA
|
|
|
Dalam ajaran agama Hindu terdapat konsepsi ajaran yang disebut
Tri Pramana. "Tri" artinya tiga, "Pramana" artinya jalan,
cara, atau ukuran. Jadi Tri Pramana adalah tiga jalan/ cara untuk mengetahui
hakekat kebenaran sesuatu, baik nyata maupun abstrak yang meliputi: |
|
|
|
Dalam sloka 26 disebutkan:
|
Artinya:
|
Pratyaks anumanasca krtan tad wacanagamah
pramananitriwidamproktam tat samyajnanam uttamam. Ikang sang kahanan dening
pramana telu, ngaranya, pratyaksanumanagama. |
Adapun orang yang dikatakan memiliki tiga cara untuk mendapat
pengetahuan yang disebut Pratyaksa, Anumana, dan Agama. |
Pratyaksa ngaranya katon kagamel. Anumana ngaranya
kadyangganing anon kukus ring kadohan, yata manganuhingganing apuy, yeka
Anumana ngaranya. |
Pratyaksa namanya (karena) terlihat (dan) terpegang. Anumana
sebutannya sebagai melihat asap di tempat jauh, untuk membuktikan kepastian
(adanya) api, itulah disebut Anumana. |
Agama ngaranya ikang aji inupapattyan desang guru, yeka Agama
ngaranya. Sang kinahanan dening pramana telu Pratyaksanumanagama, yata
sinagguh Samyajnana ngaranya. |
Agama disebut pengetahuan yang diberikan oleh para guru
(sarjana), itulah dikatakan Agama. Orang yang memiliki tiga cara untuk
mendapat pengetahuan Pratyaksa, Anumana, dan Agama, dinamakan Samyajnana
(serba tahu). |
|
|
Kalau direnungkan secara mendalam segala benda maupun kejadian
yang menjadi pengetahuan dan pengamalan kita sebenarnya semua didapat melalui
Tri Pramana. |
|
|
|
|
Agama Pramana
|
Agama Pramana adalah
suatu ukuran atau cara yang dipakai untuk mengetahui dan meyakini sesuatu
dengan mempercayai ucapan- ucapan kitab suci, karena sering mendengar petuah-
petuah dan ceritera para guru, Resi atau orang- orang suci lainnya.
Ceritera- ceritera itu dipercayai dan diyakini karena kesucian batin dan
keluhuran budi dari para Maha Resi itu. Apa yang diucapkan atau
diceriterakannya menjadi pengetahuan bagi pendengarnya. Misalnya: Guru ilmu
pengetahuan alam berceritera bahwa di angkasa luar banyak planet- planet,
sebagaimana juga bumi berbentuk bulat dan berputar. Setiap murid percaya
kepada apa yang diceriterakan gurunya, oleh karena itu tentang planet dan
bumi bulat serta berputar menjadi pengetahuan yang diyakini kebenarannya,
walaupun murid- murid tidak pernah membuktikannya.
Demikianlah umat Hindu meyakini Sang Hyang Widhi Wasa berdasarkan kepercayaan
kepada ajaran Weda, melalui penjelasan- penjelasan dari para Maha Resi atau
guru- guru agama, karena sebagai kitab suci agama Hindu memang mengajarkan
tentang Tuhan itu demikian.
|
Anumana Pramana
|
Anumana Pramana adalah
cara atau ukuran untuk mengetahui dan meyakini sesuatu dengan menggunakan
perhitungan logis berdasarkan tanda- tanda atau gejala- gejala yang dapat
diamati. Dari tanda- tanda atau gejala- gejala itu ditarik suatu kesimpulan
tentang obyek yang diamati tadi.
Cara menarik kesimpulan adalah dengan dalil sebagai berikut:
|
YATRA YATRA DHUMAH,
TATRA TATRA WAHNIH
Di mana ada asap di sana
pasti ada api.
|
Contoh:
Seorang dokter dalam merawat pasiennya selalu mulai dengan menanyakan
keluhan- keluhan yang dirasakan si pasien sebagai gejala- gejala dari
penyakit yang diidapnya. Dengan menganalisa keluhan- keluhan tadi dokter
dapat menyimpulkan penyakit pasiennya, sehingga mudah melakukan pengobatan.
Demikian pula jika memperhatikan keadaan dunia ini, maka banyak sekali ada
gejala- gejala alam yang teratur. Hal itu menurut logika kita hanya mungkin
dapat terjadi apabila ada yang mengaturnya.
Contoh:
Apabila kita memperhatikan sistem tata surya yang harmonis, di mana bumi yang
berputar pada sumbunya mengedari matahari, begitu pula bulan beredar mengelilingi
matahari pada garis edarnya, tidak pernah bertabrakan, begitu teratur abadi.
Kita lalu menjadi kagum dan berpikir bahwa keteraturan itu tentu ada yang
mengatur, the force of nature yaitu Sang Hyang Widhi Wasa.
|
Pratyaksa Pramana
|
Pratyaksa Pramana
adalah cara untuk mengetahui dan meyakini sesuatu dengan cara mengamati
langsung terhadap sesuatu obyek, sehingga tidak ada yang perlu diragukan
tentang sesuatu itu selain hanya harus meyakini.
Misalnya menyaksikan atau melihat dengan mata kepala sendiri, kita jadi tahu
dan yakin terhadap suatu benda atau kejadian yang kita amati. Untuk dapat
mengetahui serta merasakan adanya Sang Hyang Widhi Wasa dengan pengamatan
langsung haruslah didasarkan atas kesucian batin yang tinggi dan kepekaan
intuisi yang mekar dengan pelaksanaan yoga samadhi yang sempurna.
|
|